Selaku warga masyarakat Jakarta yang dilahirkan
dijakarta, dibesarkan dijakarta
mengamati dan melihat permasalahan permasalah dilingkungan dan
pemerintahan memotivasi penulis untuk menyumbangkan pemikiran sebagai bahan
sharing untuk mendukung program program pemerintah provinsi DKI Jakarta dan
pemerintah Kota Administrasi Jakarta Barat dimana penulis tinggal.
Dalam mendukung Visi dan Misi Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta diantaranya upaya mengatasi masalah menahun atau berulang ulang dan Visi
Pemerintah kota Jakarta Barat untuk menjadikan kota Administrasi Jakarta barat
menjadi kota jasa
yang nyaman dan sejahtera,
masih dihadapkan pada permasalahan dasar yang
cenderung berulang-ulang atau masalah
menahun dan permasalahan kebutuhan utama masyarakat. Upaya
membangun Jakarta sering dihadapkan pada permasalahan dasar yang berulang-ulang
dan menjadi akumulasi permasalahan yang dapat berakibat kronis dan sulit
diselesaikan.
Salah satu upaya
penyelesaian masalah dilakukan dengan metode Analisa Permasalahan dengan
metode 4M+1E Analisis khususnya terhadap permasalahan yang berulang-ulang.
Permasalahan-permasalahan
yang ada diantaranya:
1.
Masalah Kebersihan
lingkungan berkaitan dengan
a.
Penanganan sampah
dimana ditemukan banyak TPS-TPS liar yang tidak terdaftar dan terkoordinir
program pembuangan sampah untuk masyarakat (terlampir hasil mapping).
b.
Normalisasi saluran air
antar wilayah atau lingkungan satu RW dengan RW lain dan penataan saluran air
lingkungan (terlampir hasil mapping).
c. Kebersihan
sungai sepanjang jakarta dan perbatasan jakarta yang cenderung terabaikan dan
menimbulkan potensi besar terhadap masalah banjir dimana belum ada petugas
seperti petugas pemantau kebersihan sungai atau satgas kebersihan sungai
(terlampir hasil mapping).
d. Kesadaran
masyarakat yang kurang dalam hal pembuangan sampah rumah tangga.
e. Penanganan
limbah industri yang belum terkoordinir
dan terkontrol secara terschedule dan
menjamin kesehatan lingkungan.
2.
Masalah ketertiban lalulintas
dipemukiman dengan tingkat kemacetan
berantai banyaknya pemilik kendaraan pribadi menggunakan kendaraan pribadi
untuk dijadikan angkot tanpa mengindahkan peraturan daerah dan undang-undang lalulintas serta
kenyamanan masyarakat.
3.
Masalah keberadaan PKL dan status pasar tradisional diwilayah Jakarta
Barat, yang berada dijalur hijau dan pengelolaan perparkiran yang belum tertata sesuai dengan
peraturan daerah yang berpotensi menimbulkan kemacetan (perda no. 4 tahun 2007).
4.
Masalah penataan pemukiman kampung dan pemukiman perumahan.
5.
Masalah kebutuhan air
bersih masyarakat
pemukiman.
6.
Masalah kepedulian industri terhadap
masyarakat sekitar dalam bentuk program CSR yang belum dilaksanakan.
7.
Masalah kejahatan penyalahgunaan narkoba dan peredaran
gelap narkoba di lingkungan wilayah Jakarta Barat dengan jumlah korban generasi muda dan stigma kampung narkoba.
Bila dikelompokkan secara garis besar ketujuh permasalahan tersebut menjadi
3 (tiga ) besar yaitu :
1.
Masalah
Kebersihan
2.
Masalah Ketertiban
3.
Masalah Keamanan
Upaya mengatasi permasalahan yang
berulang-ulang saat ini masih dilakukan secara korektif belum menyentuh akar
permasalahan yang dapat menjadi penyelesaian preventif untuk mencegah atau mengurangi
permasalahan yang sama terulang. Diperlukan analisa menyeluruh dengan methode
analisa 4M+1E diharapkan daoat diidentifikasi Akar Permasalahan dan solusi untuk permasalahan untuk jangka pendek
maupun jangka panjang. Dari
delapan permasalahan yang ada diprioritaskan 2 sasaran prioritas untuk jangka
pendek dan menengah, yaitu penyelesaian masalah sampah yang ada dilingkungan kelurahan dan aliran
sungai. Sebagai contoh gambaran analisa permasalahan terhadap permasalahan
diantaranya:
1.
Kebersihan lingkungan
menyangkut penanganan sampah rumah tangga dan infrastuktur pendukungnya (LPS,
Kendaraan, petugas).
2.
Kebersihan aliran sungai menyangkut
kondisi penumpukkan sampah yang dapat
berakibat banjir.
Analisa Permasalahan tentang kebersihan lingkungan
menyangkut penanganan sampah rumah tangga dan infrastuktur pendukungnya (LPS,
Kendaraan, petugas) permasalahan
sampah menumpuk pada lokasi penampungan sampah sementara.
methode
|
Manusia/man
|
Money/dana
|
Tempat Pembuangan Sampah liar
|
Machine/alat
|
Environment
|
Analisa
Permasalahan
Man
|
Methode
|
Money
|
Machine
|
Environment
|
1. kesadaran budaya bersih
belum merata dimasyarakat.
2. Tanggung jawab masyarakat thd lingkungan bersih rendah.
3. Fungsi pengawasan kepala
lingkungan lemah dan tidak berjalan effective.
4. Petugas sampah dimasing
masing lingkungan RT/RW masih terbatas.
5. Jumlah SDM petugas sampah
terbatas dan sebagian besar PHL (data Seksi Dinas Kebersihan Kecamatan
Kalideres).
|
1.
Kontrol berkala terhadap keberadaan LPS tidak
berjalan.
2.
Informasi
Alur pembuangan sampah ke LPS tidak tersedia.
3.
Schedule pengambilan sampah RT ke LPS belum
terintegrasi dengan baik.
4.
Schedule pergerakan Motor gerobak pengambil sambil
menuju LPS tidak sinkron dengan Mobil Truck pengambil Sampah dari Seksi Dinas
Kebersihan kecamatan.
|
1.
Fasilitas kendaraan pengangkut sampah (gerobak)
sangat minim, (contoh : 4 gerobak/12
RT).
2.
Fasilitas TPS rumah tangga diarea rumah belum
tersedia , masih menggunakan methode lama (Tempat sampah menngunakan
plastik).
3.
Fasilitas TPS warung kecil disetiap lingkungan belum
tersedia.
4.
Standarisasi pengankutan sampahsementara sampah
belum tersedia Mis : per RW : 3 motor sampah, per RT : 1 gerobak.
|
1. Kondisi Kendaraan Pengangkut Truck
rata rata berumur 10 tahun rata rata tahun 97 Kec.kalideres: total truck
18, yang rusak 4 9.
2. Belum ada pembiayaan dari
pemerintah thd pengadaan lahan untuk LPS.
3. Anggaran untuk alat
transportasi belum dianggarkan.
|
1. Tidak tersedia lahan yang
cukup utk LPS.
2. Lahan LPS Liar yang
tersebar di beberapa wilayah merusak lingkungan.
|
Akar
Permasalahan.
1. Man (Manusia) 2. Methode (Alat ukur) 3. Machine (Alat-Kendaraan)
1. Man (Manusia) 2. Methode (Alat ukur) 3. Machine (Alat-Kendaraan)
Langkah
Perbaikan
Corrective
Actions
|
Preventive
Actions
|
1. Melakukan
sosialisasi berkala thd penanganan sampah kepada Masyarakat ditingkat RT/RW.
2. Melakukan
program kampanye massal tentang pentingnya pengelolaan sampah rumah tangga.
3. Membuat
standarisasi kebutuhan alat kebersihan disetiap lingkungan.
4. Memperbaiki
schedule pembuangan sampah rumah tangga.
5. Memperbaiki
schedule pembuangan sampah dari TPS ke TP Utama dgn meningkatkan frequency
Pengangkutan untuk menghindari penumpukkan.
6. Membuat
SOP penanganan sampah dimulai dari
sampah RT sampai ke TPS.
7.
Mengusulkan penyediaan motor gerobak minimal setiap RW
3 unit kendaraan.
|
1. Mengusulkan kepada pemerintah utk
penyediaan lahan TPS.
2. Mengusulkan kepada pemerintah untuk
mengganti kendaraan operational Truck pengangkut sampah dgn peremajaan baru
bertahap.
3. Mengusulkan kepada pemerintah untuk
menyediakan jumlah kendaraan Truck pengangkut sampah sesuai dengan kapasitas
penampungan TPS.
4. Melakukan program penilaian /lomba bersih
lingkungan dimulai tingkat kelurahan.
5. Mengusulkan program CSR perusahaan untuk
peduli kebersihan lingkungan ( contoh perusahaan peduli ).
6. Bekerjasama dengan Industry dalam penanganan sampah plastik dan organik.
7. Melakukan Evaluasi berkala terhadap
implementasi pelaksanaan Program dan Kendala yang muncul.
|
Unit /Departemen /Dinas/Sudin terkait : Unit Pendukung
Koordinasi
1.
Dinas Kebersihan Pemprov.DKI 1.
Dewan Kota
2.
Sudin Kebersihan Kota Adm. Jak-Bar 2.
LMK
3.
Seksi Dinas Kebersihan Kecamatan Lembaga pendukung sosialisasi
4.
Seksi Kebersihan Kelurahan
1.PKK
Contoh
Analisa Permasalahan 2.
Masalah
Kondisi Sampah di aliran Sungai ( faktor penyebab masalah banjir)
methode
|
Manusia/man
|
Money/dana
|
Penumpukan Sampah di Sungai
|
Machine/alat
|
Environment
|
Analisa Permasalahan
Man
|
Methode
|
Money
|
Machine
|
Environment
|
1.Tidak
Ada petugas khusus ditempatkan diarea perbatasan Jakarta Barat – Tangerang.
2.Jumlah
Petugas Kebersihan Sungai belum memadai.
3.Standard
Kebutuhan Petugas Kebersihan Sungai belum tersedia.
4.Penempatan
petugas pintu air belum merata ( contoh : pintu air warung pojok ).
5.Kesadaran
masyarakat masih rendah terhadap pembuangan sampah disungai.
6.Team
Gabungan – Team Operational pelaksana teknis penanganan sampah perbatasan
belum terbentuk.
|
1.Kontrol
Berkala ( harian –Mingguan ) terhadap penumpukkan sampah disungai belum
berjalan.
2.Schedule
Pengangkutan Sampah dari TPS dipinggir sungai ( contoh : pintu Pesing ) belum
dilakukan setiap hari.
3.Standarisasi
Program kebersihan sungai belum dibuat (Checklist control, Checklist
Kebersihan rutin).
|
1.Belum
ada pembiayaan khusus dari pemerintah
petugas khusus pelaksana kebersihan rutin sungai.
2.Biaya
operational program kebersihan sungai rutin belum dianggarkan khusus.
|
1.Jumlah
peralatan kebersihan sungai untuk program kebersihan harian masih belum
memadai ( kebutuhan perahu operational, alat kebersihan pengambilan sampah
,.... ) .
2.Fasilitas
pendukung Kebersihan Sungai perlu ditambah ( Kendaraan pengangkut sampah dari
TPS tepi sungai ke TP Utama ).
|
1.Timbulnya
tanaman liar ( rumput liar, enceng gondok ) pada aliran sungai.
2.Pembuangan
Limbah Industry mengakibatkan
perubahan warna air sungai.
|
Akar
Permasalahan
1. Man(Manusia) 2. Methode/ peraturan/SOP 3. Money(Anggaran)
1. Man(Manusia) 2. Methode/ peraturan/SOP 3. Money(Anggaran)
Langkah
Perbaikan
Corrective
Actions
|
Preventive
Actions
|
1. Mengusulkan
pembentukan petugas kebersihan sampah sungai harian .
2. Mengusulkan
Team Penanganan Sampah didaerah perbatasan yang melibatkan unsur team pemda
tangerang dan pemkot Jakarta Barat.
3. Mengajukan program rutin penanganan kebersihan sungai
( harian, mingguan) kepada Team terkait khusus untuk perbatasan .
4. Mengajukan
program rutin penanganan kebersihan sungai ( harian, mingguan ) kepada
pemprov. DKI dan PemKot Jakarta Barat.
5. Membuat
standarisasi kebutuhan alat kebersihan sampah di Sungai ( Khususnya untuk program kebersihan
harian ).
6. Mengusulkan
pembiayaan Khusus penanganan kebersihan harian kepada pemprov dan Pemkot.
7. Membuat
SOP penanganan sampah dimulai dari
sampah disungai .
|
1. Melakukan
sosialisasi kepada masyarakat didaerah bantaran sungai tentang pentingnya
menjaga kebersihan sungai dengan tidak membuang sampah langsung ke sungai secara
berkala.
2. Melakukan
program kampanye massal tentang pentingnya aliran sungai bersih.
3. Mengajukan
program CSR kepada Industry yang berada disekitar sungai untuk menjaga
kebersihan sungai.
4. Melakukan
evaluasi berkala terhadap implementasi program dan kendala kendala yang
muncul.
|
Unit /Departemen /Dinas/Sudin terkait :
1.
Kementrian Lingkungan Hidup
2.
Kementrian PU
3.
PemProv. DKI, Pemkot Jakarta Barat
4.
PemProv. Banten, Pemkot Tangerang
5.
Dinas Kebersihan terkait
6.
Dinas PU terkait
7.
Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah
8.
Sudin Kebersihan Kota Adm. Jak-Bar
9.
Seksi dinas kebersihan Kecamatan
Demikian sebagai
bahan sharing untuk mengatasi permasalahan yang menahun atau berulang ulang,
Contoh analisa
permasalahan diatas dapat diaplikasin untuk mengatasi permasalahan permasalah
lainnya.
Sehingga Akar
permasalahan dapat diketahui dan dilakukan langkah langkah corrective dan
preventive , yang pada akhirnya mendukung terwujudnya effectivitas dan
effisiensi pelaksanaan program pembangunan dan peningkatan pelayanan masyarakat
diwilayah Provinsi DKI Jakarta.
Dan diharapkan dengan
teratasinya masalah masalah menahun, pemerintah daerah dapat focus menangani
program pembangunan yang lebih strategis
demi kemajuan masyarakat dan tercapainya Visi dan Misi Gubernur DKI Jakarta
Dengan semangat
kebersamaan penulis ingin berpartisipasi memberikan pemikiran positive dalam
membangun wilayah DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik
Indonesia. (Mohamad Masykur SE)
pikir sy sama skali tdk sulit,mungkin kebetulan cara sy tsb,bila dibandeng ratusan cara dan alat sebageimana banyak diberitakan yg dibalek waktu namanya sampah tetap bagekan tak ditangani,sy punya cara sdh ratusan kelompok warga,pasar,perumahan,sekolahan,Ponpes,Pabrik menggunakan dan semuanya sdh tidak repot2 lagi dengan sampah.Bila berkenan(buka)http://teknologitpa.blogspot.com
BalasHapus