Konflik Kemitraan Antara Plasma dan Managemen CPB Bratasena
Semakin Memanas dan Mulai Menelan Korban
Jiwa Kedua Kubu Klaim Jadi Korban Bentrokan
Tulang Bawang-Investigasi News
Kisruh Pola kemitraan di PT. CPB ini, sudah lama terjadi. Dan berbagai perundingan sudah dilakukan, namun tidak pernah menghasilkan kata sepakat. Masing masing kubu,tetap bertahan dengan pendirianya. Petambak plasma yang tergabung dalam Forum Silaturohmi Petambak Plasma (FORSIL) sudah berupaya meminta bantuan kepihak pemerintah, baik Pemkab Tuba, DPRD Tuba, Pemrov, bahkan sampai ke Pusat Jakarta untuk dapat menengahi konflik, atau jadi mediasi perundingan. Namun tidak satupun dari pemerintah yang respon akan hal ini. Hingga terjadilah bentrok fisik sebagai puncak perselisihan yang sudah berbulan bulan tidak juga menemukan jalan damai. Penyebab bentrokan itupun masih meninggalkan sejuta pertanyaan, karena masing masing kubu mengklaim korban nyawa dan luka luka banyak dari pihak mereka. Dalam edisi sebelumnya, Investigasi News sudah merilis pemberitaan terkait pola kemitraan yang selalu menemu-kan jalan buntu setiap kali terjadi perundingan. Sampai terjadilah bentrok Selasa 12 maret 2013.
Kisruh Pola kemitraan di PT. CPB ini, sudah lama terjadi. Dan berbagai perundingan sudah dilakukan, namun tidak pernah menghasilkan kata sepakat. Masing masing kubu,tetap bertahan dengan pendirianya. Petambak plasma yang tergabung dalam Forum Silaturohmi Petambak Plasma (FORSIL) sudah berupaya meminta bantuan kepihak pemerintah, baik Pemkab Tuba, DPRD Tuba, Pemrov, bahkan sampai ke Pusat Jakarta untuk dapat menengahi konflik, atau jadi mediasi perundingan. Namun tidak satupun dari pemerintah yang respon akan hal ini. Hingga terjadilah bentrok fisik sebagai puncak perselisihan yang sudah berbulan bulan tidak juga menemukan jalan damai. Penyebab bentrokan itupun masih meninggalkan sejuta pertanyaan, karena masing masing kubu mengklaim korban nyawa dan luka luka banyak dari pihak mereka. Dalam edisi sebelumnya, Investigasi News sudah merilis pemberitaan terkait pola kemitraan yang selalu menemu-kan jalan buntu setiap kali terjadi perundingan. Sampai terjadilah bentrok Selasa 12 maret 2013.
Menurut keterangan salah satu anggota P2K (petambak Perduli Kemitraan) penyerangan itu dilakukan tiba tiba. Karena kurangnya akses jalan keluar intuk menyelamatkan diri, maka banyak dari pihak kami yang menjadi korban penyerangan yang dilakukan oleh FORSIL. Diduga kuat, penyerangan itu tidak murni dari orang orang FORSIL, ada juga bantuan dari luar/ sekelompok orang yang dikomandoi oleh pengusaha barang roksok berinisial “R” karena sebelumnya FORSIL menjalin hubungan bisnis dengan “R” dengan menjual barang barang roksokan yang ada di kawasan BRATASENA. Saya melihatnya sendiri pada saat FORSIL mengeluarkan hasil jarahanya sebanyak 20 mobil truk yang di jual kepada “R” Ketika ditanya berapa jumlah korban, ?? anggota P2K yang tidak ingin namanya dikorankan mengatakan: Ada tiga anggota kami yang tewas dengan cara mengenaskan. Ketiganya tenggelam dikanal. Mereka adalah Edi Ardiyansah (23), Riswandi (40) dan Sumanto.
Riswandi saat ingin melarikan diri dan menyebrangi kanal berhasil di kejar dan dipukul bagian kepala, hingga jatuh pingsan dan kembali tenggelam. Sementara sumanto setelah diangkat dari sungai terdapat banyak luka bacokan di kepala. Kemungkinan korban masih banyak lagi, karna anggota kami yang diserang berjumlah 1400 orang yang terdiri dari karyawan dan petambak P2K. Tentu saja sulit dan butuh waktu yang lama untuk evakuasi. Untuk korban luka berat dan lainya saat ini sudah ditangani di Medical perusahaan ada juga yang harus di bawa keluar Daerah. Saat terjadi bentrok padahal ada sekitar 80 orang anggota TNI dan 150 Orang anggota polres tulang bawang,namun jumlah mereka kalah banyak dibanding FORSIL yang diperkirakan ada 800 orang.Yang memang sudah dipersenjatai dan terencana.” Itulah keterangan dari kubu P2K saat tim Investigasi News berhasil masuk ke lokasi kejadian. Ditempat terpisah Investigasi News menjumpai SATGAS FORSIL yaitu Edi.
“FORUM SILATURHMI ini dibentuk berdasarkan kesepakatan masyarakat tambak untuk menampung aspirasi masyarakat petambak dan menjadi wakil dalam pola kemitraan antara masyarakat plasma dg managmen. Namun pihak perusahaan tidak menghendaki adanya FORUM ini, karena dianggap selalu menentang kebijakan managmen. Hingga ahirnya perusahaan membentuk kelompok/forum tandingan yang dinamakan P2K. Anggotanya sendiri di rekrut dari para karyawan, dan petani yang tidak sejalan atau satu pandangan dengan FORSIL. Intinya pihak perusahaan ingin membubarkan FORUM kami, agar setiap kebijakan yang dikeluarkan dapat diterima oleh masing masing individu masyarakat.walaupun toh kebijakan itu adalah otoriter dan hanya menguntungkan perusahaan. Pada awal ter-bentuknya forum ini, anggotanya sebanyak 3500 orang. Namun berjalanya waktu, karena seringnya mendapatkan ancaman dari pihak perusahaan, banyak diantara mereka yang keluar meninggalkan tambak dengan hanya mendapat ganti rugi yang tidak bisa diterima dengan akal.Saat ini anggota kami hanya sisa 2200 orang saja. Disinggung tentak adanya penyerangan yang dilakukan oleh FORSIL, Edi menjelaskan. Awal kejadianya cukup sepele, hari itu ada anggota masyarakat, yang ingin berobat ke klinik, karena serangan DBD. Namun diperjalanan tidak dibolehkan oleh rombomgan P2K yang mendirikan pos-pos jaga disepanjang jalan keluar dari jalur. 10 maret 2013 Keluarga Mustakim warga jalur 40 dihadang dan agar pulang lagi kerumah. Padahal niat keluar jalur karena akan berobat. Sebelumnya ada juga warga jalur yang ingin menjual sayuran hasil berladang, juga sama dicegat dan tidak diizinkan keluar. Bahkan ada lagi anggota kami yang di hadang dan motornya diangkat diputar balik untuk tidak keluar. Itulah yang menyulut kemarahan masyarakat.
Penyebab lain adalah ketika ketua umum kami Cokro Edi Prayitno dicegat oleh P2K, Security, dan juga preman ketika pulang dari pengajian rutin di desa pasiran jaya. Malam itu juga ketua kami di tahan dan tidak diperbolehkan masuk ke tambak. Kami berusaha untuk negoisasi untuk mengambil ketua kami, tapi kami malah diserang oleh mereka dan dari kampung Adiwarna ikut membantu menghalang halangi kami dengan menggunakan ekskalator, hingga terjadilah bentrok, kamipun dilempari batu. Tujuh anggota FORSIL mengalami luka luka. Dan yang satu harus dibawa keluar kawasan karna pendarahan bagian kepala yang cukup parah. Jadi tidak benar kalau kami yang melakukan penyerangan dan menggunakan senjata. Kami hanya mengguna-kan potongan potongan kayu yang ada disekitar itu untuk membela diri. Pernyataan Edi ini sungguh sangat berbeda dengan pernyataan P2K dan pihak perusaan. Sulistyaningsih.
Kami akan periksa 10 saksi dan mencari keterangan lain terkait terjadinya bentrok. Dan akan menetapkan tersangkanya atau dalang dari peristiwa penyerangan ini yang menimbulkan banyaknya korban luka luka dan 3 orang harus kehilangan nyawa. Untuk situasi saat ini sudah kondusip,kami masih melakukan pengamanan dari POLDA dan dibantu POLRES Tulang Bawang untuk mengantisipasi terjadinya bentrok susulan sebanyak dua kompi BRIMOBDA kami siagakan hingga saat ini.
MZ/HS/AL
MZ/HS/AL

Tidak ada komentar:
Posting Komentar